Rabu, 6 April 2022

Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan Pertama: Daniel 3:14-20.24-25.28

Mazmur Tanggapan: Daniel 3:52.53.54.55.56

Bacaan Injil: Yohanes 8:31-42

Streaming Paroki Cilacap (05.45 WIB)

Doa Laudato Si'

Bacaan Pertama: Daniel 3:14-20.24-25.28


Mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.


P. Bacaan dari Nubuat Daniel:


Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini. Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?” Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”


Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Daniel 3:52.53.54.55.56


P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.

U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.

U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil: Luk 8:15

Reff: Terpujilah Kristus Tuhan, Raja Mulia dan Kekal

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan. Terpujilah..

Bacaan Injil: Yohanes 8:31-42


Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu bahwa Akulah Dia.


I. Inilah Injil Suci menurut Yohanes

U. Dimuliakanlah Tuhan

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak. Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari Bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku: Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”


Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

Tanpa kita sadari, sering kali kita menganggap din paling benar, paling berjasa, paling mengerti, dan paling mengenal Tuhan. Kita pun dengan mudah menyalahkan orang lain, dan menganggap diri sebagai orang pilihan Tuhan. Bahkan, dengan status itu, kita merasa berhak untuk merendahkan dan meremehkan orang lain, bahwa mereka tidak akan selamat serta tidak berguna. Kita lupa bahwa manusia di hadapan Tuhan adalah sama. 


Beriman bukanlah berbicara mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah! Akan tetapi, beriman hendaknya dihidupi seperti yang diteladani Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka beriman bukan supaya dipuji atau mendapatkan jaminan hidup, melainkan karena sebuah kesadaran dan keyakinan yang teguh bahwa Tuhanlah Sang Penyelamat. Sering kali dalam hidup menggereja, kita merasa menjadi orang yang perlu dihargai dan diperhatikan, karena peran besar kita. Tetapi apakah kita sudah dimerdekakan dari kemunafikan dan kesombongan diri? Iman bukanlah label pribadi, tetapi sebuah pilihan hidup yang selalu mencari kebenaran sejati.


DOA PAGI

Bapa di surga, tuntunlah kami untuk menghidupi iman kami dengan ikhlas dan bukan hanya karena sebuah status sosial melainkan semata-mata untuk kemuliaan.Mu. Amin.


Sumber Renungan dan Doa Pagi: https://www.adiutami.com/2022/04/renungan-harian-katolik-rabu-6-april.html