Sabtu, 2 Juli 2022

Hari Biasa, Pekan Biasa XIII

St. Bernardino Realino dkk.

Warna Liturgi: Hijau

BACAAN I: Am. 9:11-15

MAZMUR: 85:9.11-12.13-14;

BACAAN INJIL : Matius 9:14-17


Doa Keluarga

Doa Malaikat Tuhan


Channel Youtube Paroki Cilacap

ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 85:11-12

Kasih dan kesetiaan akan bertemu, Keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi Dan keadilan akan merunduk dari langit.

PENGANTAR:

Nubuat Amos terlaksana dengan kedatangan Yesus. Terjadilah masa pesta perkawinan dengan baju-baju baru dan anggur yang melimpah. Selama pengantin masih berada di tengah-tengah mereka, para murid tak usah berpuasa.

DOA PEMBUKA:

Marilah bedoa: Allah Bapa Raja damai, Kami mohon semoga kami Kauberkati dan Kausinari dengan sabda-Mu. Semoga kami melalui Roh Kudus Kaucipta baru Menjadi orang yang suka membangun kedamaian. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….

BACAAN I: Am. 9:11-15

“Aku akan memulihkan kembali umat-Ku dan Aku akan menanam mereka di tanah mereka.” 

P. Bacaan dari Nubuat Amos

Tuhan bersabda, “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh. Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya. Aku akan membangunnya kembali seperti pada zaman dahulu kala, supaya mereka menguasai sisa-sisa bangsa Edom dan segala bangsa yang Kusebut milik-Ku,” demikianlah sabda Tuhan yang melakukan hal ini. “Sungguh, waktunya akan datang.” Demikianlah sabda Tuhan, “bahwa pembajak dan penuai akan susul menyusul, demikian juga pengirik buah anggur dan penabur benih. Gunung-gunung akan mengalirkan anggur baru, dan segala bukit akan kebanjiran. Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel; mereka akan membangun kota-kota yang lengang dan mendiaminya. Mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya. Mereka akan membuat kebun buah-buahan dan makan buahnya. Maka Aku akan menanam mereka di tanah mereka, dan mereka tidak akan dicabut lagi dari tanah yang telah Kuberikan kepada mereka,” sabda Tuhan Allahmu.


Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 85:9.11-14

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan

Bait Pengantar Injil:

U : Alleluya, alleluya, alleluya

S : Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku.

BACAAN INJIL : Matius 9:14-17

“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?”

I. Inilah Injil Suci menurut Matius

U. Dimuliakanlah Tuhan

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan bertanya, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian, terpeliharalah kedua-duanya.”


Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Singkat (RESI)

Jumpa dengan saya Rm. Y.A.M Fridho Mulya SCJ dari Komunitas Santa Maria Tak Bernoda Tegarejo, Belitang, OKU Timur Sum-Sel dalam RESI (Renungan Singkat) Sabtu, 2 Juli 2022. Hati Yesus menjiwai Anda sekalian.

Para Pendengar RESI yang dikasihi Tuhan, kita baru saja membaca Injil tersebut. Murid Yohanes dan orang Farisi mempersoalkan murid-murid Yesus yang bersama Yesus, tidak puasa. Dengan mempersoalkan dan mempertanyakan, bernada menyalahkan dan solah merasa diri lebih suci dari murid-murid Yesus, dan sepertinya “mengecilkan” kehadiran Yesus. Begitulah, kadang orang dengan mudah menilaia orang lain lebih jelek dari dirinya, kalau tidak melakukan sama seperti yang sendiri lakukan, padahal belum tentu benar. Memang, orang Farisi mempunyai tradisi kuat tentang puasa. Tradisi puasa mendapat warisan dari nenek moyang, ketika bangsa Israel karena melakukan dosa besar dengan mengabaikan menyembah Allah dan menyembah lembu emas. Tuhan marah, dan hendak memusnahkan bangsa Israel jika tidak bertobat. Dibawah kepemimpinan Musa, bangsa Israel menyesal dan bertobat, kembali mengaku dan beribadah kepada Allah. Terjadi suatu perjanjian, Israel menjadi umat Allah, Allah menjadi Allah Israel. Menjelang pemakluman perjanjian itulah seluruh bangsa Israel berpuasa. Berpuasa selama 25 jam untuk memasuki Hari penebusan, hari perdamaian Allah dan manusia. (Bdk, Kel. 32-33). Tradisi berpuasa dilakukan turun temurun, dilakukan disetiap hari Sabat (semacam hari Minggu). Sebagai tradisi sesungguhnya baik. Namun, dalam pelaksanaan bagi orang Farisi menjadi berubah. Hanya sebagai kewjiban tanpa makna rohaniah, tata aturan lahiriah sangat ditekankan, kehendak manusia diutamakan menyingkirkan kehendak Tuhan. Bahkan yang tidak melakukan puasa ada hukuman.

Maka, Tuhan Yesus menyampaikan kritikan tajam, dan meluruskan cara puasa yang benar. Ketika orang bersama Yesus, yang ada adalah sukacita, bukan dukacita. Musti mendekatkan diri dengan Yesus. “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Ada waktunya orang berpuasa, yakni ketika mempelai di ambil dari tengah-tengah mereka. Yakni ketika Yesus menderita, disengsarakan, disalib, wafat. Disitulah saat berpuasa. Makna rohani puasa ialah, menyatukan diri dengan Yesus yang menderita, menelusuri kehendak Tuhan yang menderita demi keselamatan manusia. Sesudah puasa ada kegembiraan, Yesus bangkit dari mati. Dan manusia bangit bersama Yesus Kristus.

Nah, para Pendengar RESI yang dikasihi Tuhan. Kalau Tuhan Yesus mengkritik para pendengarNya dengan perumpamaan “kain lama jangan ditambalu dengan kain baru”, “Anggur baru jangan disimpan dlam kantong lama”. Yang Tuhan Yesus kehendaki ialah, ketika orang berjumpa dengan Yesus dan berima pada-Nya, harus berani membaharui hidup. St. Paulus mengajarkan, orang harus meninggalkan hidup yang dikuasai oleh kedagingan, iri hati, kemarahan, percabulan, nafsu kuasa, meremehkan, keplsuan dalam beriman; dan masuk merasuk untuk hidup dalam kuasa Roh Kudus, hidup penuh kasih, kesetiaan, persaudaraan, ketekunan dalam beribadah, tanggungjawab, kamantaban dalam beriman, rendah hati, ugahari, disiplin, pintar membedakan roh atuara yang baik dan jahat, yang benar dan yang salah. Dan terus bersaksi akan kebaikan Tuhan.

Para Pendengar RESI, itulah tadi proyek hidup kita sebagai aorang Kristiani murid-murid Yesus yang harus terus menerus membaharui diri, membaharui hidup.

Bunga melati indah menawan

Kelopak terkuak harum baunya

Puasa tradisi baik ‘tuk dilestarikan

Tangkap kehendak Tuhan melaluinya

        Jalan mulus masih ditutup

        Ditutup belum kering aspalnya

        Beriman Yesus mengubah hidup

        Perpaharui hidup tiada hentinya

Demikian resi hari ini, makin bersau dengan Hati Yesus, pembaharu hidup. Jadikanlah hatiku seperti hatiMu, Tuhan. Tuhan memberkati.

Sumber 

https://resi.dehonian.or.id/2022/07/01/sabtu-02-juli-2022-hari-biasa-pekan-xiii/

Renungan - Audio

Renungan - Youtube