Senin, 6 Juni 2022

PEKAN II PEKAN BIASA X PW SP.MARIA BUNDA GEREJA (P);

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I: Kej. 3:9-15, 20

Mazmur: 87:1-2,3,5,6-7

BACAAN INJIL: Yohanes. 19:25-34

Doa Laudato Si'

Doa Malaikat Tuhan


Channel Youtube Paroki Cilacap

https://youtu.be/Xe9aUb-DyLo  

ANTIFON PEMBUKA – Bdk. Kis. 1:14

Para murid sehati sejiwa bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus.

PENGANTAR:

Saudara-saudari ytk, hari ini sehari setelah kita merayakan Pentakosta, turunnya Roh Kudus yang menyertai Gereja, kita peringati Santa Perawan Maria Bunda Gereja. Dialah ibu dan sekaligus teladan kita dalam beriman kepada Bapa, Allah yang Esa.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa (Hening Sejenak): Allah, Bapa maharahim, ketika Putra Tunggal-Mu dipaku pada kayu salib, Ia menetapkan Santa Perawan Maria, Ibu-Nya, menjadi Ibu kami juga. Semoga berkat bimbingan kasihnya, Gereja-Mu makin hari makin subur dan bersuka cita atas kekudusan anak-anaknya, serta menarik keluarga semua bangsa ke dalam haribaannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa., ….

Bacaan pertama Kej 3:9-15,20

"Aku akan mengadakan permusuhan  antara keturunanmu dan keturunan wanita itu."

P. Bacaan dari Kitab Kejadian

9Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” 10Ia menjawab, “Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” 11Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” 12Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” 13Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” 14Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan! Dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! 15Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan itu, antara keturunanmu dan keturunannya. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” 20Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.


Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Atau BACAAN PERTAMA LAIN: Bacaan dari Kisah Para Rasul 1:12-14

“Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa.”

P. Bacaan dari Kisah Para Rasul

Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun kembalilah para rasul ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.


Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 87:1b-3.4-5.6-7

Ref. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

Bait Pengantar Injil:

U : Alleluya, alleluya

S : Berbahagialah engkau, Perawan yang mengandung Tuhan; engkaulah Bunda Gereja yang bersukacita yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus, Putramu.

BACAAN INJIL: Inilah Injil Suci menurut Yohanes 19:25-34

“Inilah anakmu. Inilah ibumu.” 

I. Inilah Injil Suci menurut Yohanes

U. Dimuliakanlah Tuhan

Waktu Yesus bergantung di salib, 25di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” 27kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya. 28Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci?: “Aku haus!” 29Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 30Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. 31Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 32Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 33tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 34tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.


Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Singkat (RESI)

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Rafael Sudibyo SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Para pendengar Resi Dehonian yang terkasih, selamat berjumpa kembali dengan saya, Rm. Rafael Sudibyo, SCJ, dari komunitas La Verna Padang bulan Pringsewu, Lampung, dalam resi – renungan singkat dehonian, edisi hari Senin, Pekan Biasa X dalam Peringatan Maria Bunda Gereja, Senin 6 Juni 2022. Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan.

Para pendengar Resi Dehonian yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan, biasanya kita merasa tidak tega melihat orang yang kita kasihi, mengalami penderitaan. Apalagi penderitaan atau peristiwa itu terjadi di depan mata kita, pastilah hati kita hancur, bahkan bisa jadi kita juga mengalami penderitaan itu, seperti yang dialami oleh orang yang kita kasihi. Rasa belas kasih dan empati saja tidak cukup untuk menyaksikan orang yang kita kasihi mengalami penderitaan. Hanya orang yang mempunyai panggilan hati dan komitmen yang kuat-lah, yang akan merasa tabah dalam menyaksikan dan mendampingi orang yang sangat kita kasihi itu, ada dalam pederitaan, bahkan seberat apapun, penderitaan yang sedang dialaminya.

Hanya ada satu pribadi yang telah menunjukkan teladan kekuatan keteguhan hati. Ketika orang yang ia kasihi mengalami penderitaan, bahkan melihat secara langsung,  orang yang dikasihi itu, dianiaya, didera, di depan matanya, yaitu Maria, Bunda Maria. Dalam injil yang kita dengar, Bunda Maria, Bersama Maria istri Kleopas, Maria Magdalena, dan murid yang dikasihi oleh Yesus, hadir, mengikuti, dan setia pada jalan salib, jalan penderitaan, yang ditempuh oleh Yesus.

Peristiwa keikutsertaan Maria mendampingi Putra terkasihnya sampai di kalvari, hanya ada dalam Injil Yohanes, sedangkan Injil Sinoptik tidak menceritakannya. Dalam Injil Sinoptik, hanya dikatakan bahwa Maria dan Maria yang lainnya, mengikuti jalan salib dari Jauh. Peristiwa yang kita dengar dari Injil Yohanes ini mau mengatakan bahwa, Maria, murid yang dikasihi, Maria Magdalena, dan Maria yang lain, yang berdiri di dekat kasi salib Yesus seperti layaknya pelayan-pelayan di depan raja mereka.

Kekuatan cinta mereka inilah, yang membuat Bunda Maria, dan yang lainnya, berdiri kuat menyaksikan orang yang dikasihi itu menderita, dan sampai Yesus mengatakan “sudah selesai.” Ketika mendengar kata-kata itu, Bunda Maria diingatkan akan perkataan Yesus, Ketika Bunda Maria meminta supaya Yesus membuat mukjizat saat Pesta Perkawinan di Kana. “saatKu belum tiba.”

Dan Injil Yohanes juga tidak mengatakan siapa nama murid yang dikasihi oleh Yesus itu. Maka pengarang Injil Yohanes memberi kesempatan kepada kita masing-masing, untuk mengganti nama murid yang dikasihi itu dengan nama kita. Supaya kita dapat melihat diri kita sendiri tercermin dalam dirinya yang mengerti misteri Yesus Ketika ia meletakkan kepalanya di dada Yesus Ketika pada malam perjamuan terakhir. Dan dia, aku, kamu, lah sebagai murid yang dikasihi Yesus karena setia pada Yesus sampai wafat-Nya di salib.

Dalam peristiwa dibawah salib itu, Yesus menyerahkan Maria kepada murid yang dikasihinya, dan menyerahkan murid yang dikasihinya kepada Maria. Dengan demikian, Yesus menghendaki Maria sebagai ibu rohani kita semua, dan kita sebagai anak-anaknya untuk dilahirkan ke dalam hidup yang kekal. Selayaknya juga kita meneladani murid yang dikasihi Yesus itu, yang setia dan terlibat secara total dalam karya keselamatan Yesus. Semoga teladan Bunda Maria dan Murid yang dikasihi, juga hidup dan mengakar dalam diri kita. Semoga Hati Kudus Yesus merajai hati kita. Amin.

Sumber 

https://resi.dehonian.or.id/2022/06/05/senin-6-juni-2022-peringatan-wajib-santa-perawan-maria-bunda-gereja-hari-senin-sesudah-pentakosta/