Sabtu-Minggu, 19-20 Maret 2022

Minggu Prapaska III

Warna Liturgi: Ungu

Bacaan Pertama: Keluaran 3:1-8a.13-15; Mazmur Tanggapan: Mazmur 103:1-2.3-4.6-7.8.11; Bacaan Kedua: 1 Korintus 10:1-6.10-12; Bacaan Injil: Lukas 13:1-9.

Bacaan Pertama: Keluaran 3:1-8a.13-15

P. Bacaan dari Kitab Keluaran

1Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa, Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yakni Gunung Horeb. 2Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah: Semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. 3Musa berkata,”Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan yang hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?”

4Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya,”Musa, Musa!” Musa menjawab,”Ya Allah!” 5Lalu Allah berfirman,”Janganlah mendekat!” Tanggalkanlah kasut dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu adalah tanah kudus.” 6Allah berfirman lagi,”Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. 7Lalu Tuhan berfirman, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pangeran-pangeran mereka. Ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. 8aSebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan Mesir.”

Ketika Allah mengutus Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, 13Musa berkata kepada Allah, “Tetapi apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’, dan mereka bertanya kepadaku, ‘Siapakah nama-Nya’, apakah yang harus kukatakan kepada mereka?” 14Firman Allah kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’. Lalu Allah melanjutkan,”Katakanlah ini kepada orang Israel itu, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.”

15Firman Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’. Itulah nama-Ku untuk selama-lamanya, dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Mzm 103:1-4.6-7.8.11

Ulangan La = D; 2/4

Bacaan Kedua: 1Kor 10:1-6.10-12

Kehidupan bangsa Israel di padang gurun telah dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita

Pembacaan Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, 1aku mau supaya kamu mengetahui bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. 2Jadi untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibabtis dalam awan dan dalam laut. 3Mereka semua makan makanan rohani yang sama, 4 dan minum-minuman rohani yang sama,  sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. 5Tetapi, sungguh pun demikian, Allah tidak berkenan kepada sebagian terbesar dari mereka. Maka mereka ditewaskan di padang gurun. 6Semua itu telah terjadi sebagai contoh bagi kita; maksudnya untuk memperingatkan kita, supaya kita jangan menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat.

10Demikian pula, janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. 11Semua itu telah menimpa mereka sebagai contoh bagi kita; semua itu dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada zaman akhir yang kini telah tiba. 12Sebab itu siapa yang menyangka bahwa dirinya teguh berdiri, hati-hatilah supaya jangan jatuh!

 

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Terpujilah Do = Bes; 4/4 (PS, No. 965)

Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat. Terpujilah . . .

Bacaan Injil: Lukas 13:1-9

Jikalau kamu semua tidak bertobat, kamu pun akan binasa dengan cara demikian.

Inilah Injil Suci menurut Lukas

U: Dimuliakanlah Tuhan

Sekali peristiwa 1datanglah beberapa orang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus dan darahnya dicampurkan dengan darah kurban yang mereka persembahkan. 2Maka berkatalah Yesus, kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib demikian? 3Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian. 4Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5Tidak, kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua pun akan binasa dengan cara demikian.” 6Kemudian Yesus mengatakan perumpaan ini, “Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. 7Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini! Untuk apa pohon ini hidup di tanah ini dengan percuma!’ 8Pengurus kebun itu akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. 9Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Minggu Prapaska III C

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Keluaran, berbicara tentang perjumpaan pertama Musa dengan Allah. Tuhan Allah hendak memakai Musa untuk menuntun bangsa Israel ke luar dari Mesir  menuju “suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” (ay. 8). Dalam kisah tersebut terlihat salah satu sifat Allah, yaitu peduli pada penderitaan umat-Nya. “Aku telah memperhatikan dengan sungguh ….” (ay. 7).

Allah tidak ingin membiarkan umat-Nya hidup dalam penderitaan. Karena itulah, melalui tangan Musa, Allah menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan kedua, Paulus menggambarkan kepeduliaan Allah tersebut. Paulus mengatakan bahwa “nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan” (ay. 1). Mereka menikmati “makanan rohani” (ay 3) dan juga “minuman rohani” (ay. 4).

Namun sayangnya, sekalipun Allah telah menunjukkan perhatian-Nya yang besar, umat masih saja suka bersungut-sungut. Sikap bersungut-sungut ini mau menunjukkan sikap tidak puas dengan apa yang sudah ada dan juga sikap serakah. Ini merupakan dosa leluhur manusia pertama. Dengan sikap bersungut-sungut, orang tidak bisa melihat apa yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Karena itulah, Paulus mengajak jemaat untuk tidak bersungut-sungut (ay. 10).

Tuhan menghendaki kita untuk bertobat dari sikap bersungut-sungut. Inilah yang hendak diwartakan Injil hari ini. Secara tidak langsung, Injil hari ini merangkum dua bacaan sebelumnya. Lewat perumpamaan pohon ara, Yesus memperlihatkan Allah yang peduli, yang mau memberi kesempatan untuk bertobat. “Biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi…” (ay. 8). Kesmepatan yang diberikan itu hendaknya digunakan untuk bertobat.