Senin, 13 Juni 2022

Hari Biasa, Pekan Biasa XI

PW S. Antonius dari Padua, Imam dan Pujangga Gereja

Warna Liturgi: Putih

Bacaan I: 1Raj 21:1-6

Mazmur Tanggapan: Mzm 5:2-3.5-6.7

Bait Pengantar Injil: Mzm 119:105

BACAAN INJIL: Mat 5:38-42

Doa Laudato Si'

Doa Malaikat Tuhan


Channel Youtube Paroki Cilacap

ANTIFON PEMBUKA

Roh Tuhan menyertai aku. Aku diurapi-Nya dan diutus mewartakan kabar gembira kepada kaum fakir miskin dan menghibur yang remuk redam.

PENGANTAR:

Antonius, seorang Fransiskan Portugis, dalam bahasa rakyat sering disebut sebagai “Penemu barang-barang hilang”. Mungkin ada benarnya juga; selama hidupnya ia kehilangan hidupnya sendiri, tak memperhitungkan dirinya dan semata-mata mencari kerajaan Allah demikian giatnya, sehingga ia meninggal pada usia masih cukup muda. Mula-mula ia mengurung diri, tetapi kemudian menjadi pengkotbah yang menyala-nyala dan disukai umat. Ia menghayati apa yang diwartakannya.

DOA PEMBUKA:

Marilah berdoa Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Santo Antonius, pengkotbah yang ulung itu, Kaaujadikan penolong dalam keperluan umat-Mu. Semoga berkat doa dan bantuannya di hadapan-Mu kami Kautopang dalam segala perjuangan guna menjalankan ajaran hidup Kristen. Demi Yesus Kristus, …

Bacaan I: 1Raj 21:1-6

“Nabot dilempari batu sampai mati.”

P. Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.


Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 5:2-3.5-6.7

Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.

Bait Pengantar Injil:

U : Alleluya

S : (Mzm 119:105)  Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku. 

BACAAN INJIL: Mat 5:38-42

“Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.”

I. Inilah Injil Suci menurut Matius

U. Dimuliakanlah Tuhan

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”


Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Singkat (RESI)

RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Paskalis Aditya Wardana SCJ

Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.

Sahabat pencinta Hati Kudus Yesus yang terkasih dalam Tuhan. Kita berjumpa kembali dalam RESI (renungan singkat) dehonian pada Senin 13 Juni 2022 bersama saya Romo Paskalis Aditya Wardana SCJ dari komunitas Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu. Hari ini Gereja semesta memperingati Santo Antonius Padua. Kita akan mengawali permenungan kita dengan mendengarkan sabda Tuhan yang diambil dari Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 5: 38-42.

Saudara/i terkasih dalam Tuhan, sebuah hal yang normal seandainya kita membalas sebuah perbuatan entah itu baik atau tidak baik. Namun menjadi pengikut Kristus bukanlah menjadi pribadi yang biasa-biasa, bukan orang-orang yang dibelenggu oleh hukum sebab-akibat.

Yesus dengan tegas mengajarkan hal itu hari ini. Kita tidak hanya diundang untuk menolak hukum sebab-akibat tersebut, kita bahkan diminta untuk mengatasi hukum sebab-akibat itu, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Mengatasi artinya kita harus berjuang sekuat tenaga untuk mampu melakukannya karena memang bukan perkara yang mudah untuk mewujudkannya.

Di sinilah poin penting menjadi umat Kristiani, menjadi murid Kristus berarti kita harus sadar bahwa kita adalah pribadi yang dikasihi sedemikian besar oleh Tuhan. Karena begitu besar kasih yang kita terima itu, maka undangan Yesus yang awalnya terdengar ekstrem dan mustahil menjadi sebuah kesempatan mengagumkan dan berahmat.

Perintah Yesus sebenarnya menjadi kesempatan luhur untuk memberikan kesaksian yang konkret tentang Allah yang mengasihi manusia. Pertama, kesaksian bagi diri kita sendiri bahwa kasih Allah-lah yang memberi daya sehingga kita dapat melakukan undangan-Nya tadi. Konsekuensi dari kasih yang kita terima sedemikian besar, akhirnya hendak kita berikan kepada sesama supaya ia pun sadar bahwa Tuhan mengasihinya.

Dengan demikian, jargon wajah Allah yang berbelaskasih dan tahun kerahiman tidak hanya menjadi perayaan ritual yang dibatasi ruang dan waktu, melainkan menjadi gaya hidup yang mewarnai dunia dan mengarahkannya pada persekutuan atau komunio. Marilah kita mohon rahmat untuk mewujudnyatakan hal yang luhur tersebut agar anggota keluarga dan komunitas kita sungguh merasakan kasih Allah sekaligus memutus rantai kebencian dan permusuhan. Semoga Hati Kudus Yesus memampukan kita untuk menjadi saksi akan kasih Allah yang begitu besar sehingga hidup kita menjadi aliran berkat bagi siapa saja. Tuhan memberkati. Amin.

Sumber 

https://resi.dehonian.or.id/2022/06/08/senin-13-juni-2022-peringatan-wajib-st-antonius-dari-padua/

Renungan - Audio

Renungan - Youtube